Sebuah data mengungkapkan selama kurun 1995 - 2008, dari 948 orang yang meninggal akibat tersambar petir 82% nya berjenis kelamin pria.
Apakah jenis kelamin berpengaruh terhacap serangan petir?
Secara fisik, sesungguhnya tidak ada perbedaan anatomi maupun komposisi kimiawi tubuh antara pria dan wanita yang membuat pria lebih rentan terhadap sambaran petir. Perbedaan resiko tewas tersambar petir lebih dipengaruhi oleh naluri dan perilaku saat berada dalam bahaya.
Menurut John Jensenius dari National Weather Service, AS, bahwa sorang pria lebih cenderung terlalu berani mengambil resiko saat terjadi badai petir. Misalnya saat berolahraga di luar ruangan lalu tiba-tiba ada petir , pria lebih jarang buru-buru berteduh.
Data lain juga terungkap dari situs ramalan cuaca AccuWeather.com, bahwa korban tewas paling banyak berasal dari kelompok usia 10 sampai dengan 19 tahun. Hal ini bisa di pahami karena anak sekolah lebih banyak bermain dan beraktivitas diluar ruangan.
Kombinasi unik antara dua faktor tadi, jenis kelamin dan usia, teramati dalam salah satu kasus yang terjadi di Pinellas Country, Florida, Amerika Serikat pada Juli 2007. Saat itu, seorang remaja berusia 16 tahun sedang berjalan kaki bersama ibunya, lalu petir menyambar tepat di dada remaja itu danlangsung tidak sadarkan diri sebelum akhirnya tewas empat hari kemudian. Dan ibunya sama sekali tidak mengalami luka yang serius, padahal dia berjalan tepat disamping sang anak.
(sumber: intisari-online.com)

