#deleteuber viral, Apa yang Terjadi Dengan Uber?


Uber yang sudah beroperasi di Indonesia sejak 13 Agustus 2014 merupakan salah satu aplikasi taksi online yang sangat laris dan banyak sekali pelanggan. munggkin kamu salah satunya. Dan buat para penggunanya, mungkin Uber sudah menjadi salah satu aplikasi yang sangat membantu.

Sebuah tagar atau hashtag baru-baru ini beredar dan menjadi viral di Twitter, tagar yang menjadi trending itu adalah #deleteuber.

Baca juga:
Hati-hati! Video Animasi Hot Banyak Beredar Luas

Banyak yang bertanya-tanya, ada apa dengan Uber? Apa salah Uber hingga ada tagar yang cukup menyakitkan bagi Uber?

Kejadian ini bermula saat Presiden AS Donald Trump mengeluarkan kebijakan yang berisikan larangan bagi warga dari 7 negara muslim masuk ke Amerika selama 90 hari. Dan, akibat dari kebijakan itu, banyak warga Amerika Serikat yang menolak dan melakukan aksi demomenentang kebijakan tersebut. Salah satunya adalah aliansi sopir taksi New York yang melakukan aksi mogok selama satu jam dengan menolak mengangkut penumpang bandara internasional John F Kennedy pada hari senin 30 Januari lalu.

Sementara itu Uber tidak ikut serta dalam aksi mogok tersebut, dan justru tidak mengaktifkan tarif petir-nya, padahal saat itu permintaan cukup tinggi. Uber dianggap mengambil keuntungan dalam aksi tersebut. Dan terlebih lagi, banyak anggapan bahwa CEO Uber, Travis Kalanick mendukung kebijakan Donald Trump tersebut.

Peristiwa ini membuat para netizen melakukan langkah spontan dengan membuat tagar #deleteuber, dan bahkan, ada beberapa netizen menunjukkan screenshot mereka menghapus aplikasi uber dari gadget mereka. Akibatnya sangat terasa, Uber dikabarkan kehilangan 200.000 pelanggannya.

Pilihan lain: 
82% Korban Tersambar Petir Berjenis Kelamin Laki - Laki ?

Pihak Uber telah mengklarifikasi bahwa tindakan mereka adalah upaya untuk memberikan bantuan berupa tarif murah kepada pelanggannya, tapi ternyata netizen masih geram dengan manuver Uber tersebut.

Akhirnya pada Jumat, 3 Februari 2017 lalu, Kalanick dikabarkan mengundurkan diri dari jabatan sebagai Penasihat Ekonomi Presiden Donald Trump. Pengunduran dirinya sekaligus disambut oleh Serikat Buruh Pengemudi Independen yang mewadahi sopir sopir Uber. 

Hal ini dianggap sebagai bentuk solidaritas pada pengemudi, khususnya kalangan pendatang yang membantu membesarkan nama Uber, yang jumlahnya mencapai 40.000 orang hanya di kota New YorkAmerika Serikat. Uber juga dikabarkan akan memberikan bantuan dana bagi drivernya yang berasal dari ke tujuh negara yang di larang tersebut dan kesulitan masuk kembali ke Amerika Serikat.

Mungkin langkah-langkah yang di lakukan Uber ini adalah upaya untuk memperlihatkan bahwa pihaknya independen dan tidak mendukung kebijakan yang tidak memihak ke kalangan minoritas.

Bagaimana tanggapan kalian tentang #deleteuber ini ?

(sumber: autonetmagz.com)

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad