Bahasa Jawa adalah bahasa kedua yang paling banyak digunakan di Indonesia. Bahkan, Bahasa Jawa menempati urutan 10 besar bahasa yang sering di gunakan di dunia. Tidak heran karena suku jawa adalah suku terbesar di Indoneia, belum lagi jika ditambah dengan keturunan-keturunan Suku Jawa yang berada di luar negeri.
Bahasa jawa sudah berusia lebih dari ratusan tahun, dan Bahasa Jawa juga memiliki banyak hal yang mengagumkan bila kita cermati lebih dalam. Berikut adalah fakta yang mengagumkan tentang Bahsa Jawa.
Bahasa Jawa Memiliki Beragaman Logat Atau Dialektika
Didalam Bahasa Jawa ada keunikan tersendiri jika dikaitkan dengan tema logat atau dielektika. Meski sama-sama orang Jawa, bisa jadi logat bicara seseorang akan berbeda dengan yang lain. Ini terjadi karena perkembangan dialektika Bahasa Jawa dipengaruhi oleh persebaran masyarakat yang memakainya. Misalkan saja, orang Jawa di daerah barat Pulau Jawa akan berbeda dialektikanya dengan penduduk Jawa Tengah yang terkenal lembut ataupun di Jawa Timur yang cenderung lebih kasar.
Bahasa Jawa standard dikenal memiliki 4 tingkatan, yakni ngoko (kasar), madya (biasa), krama (halus) dan krama inggil (sangat halus). Levelisasi Bahasa Jawa ini digunakan sebagai tanda penghormatan dan perendahan. Tingkatan bahasa ini kita bisa kita sesuaikan penggunaanya, tergantung dengan siapa kita berbicara, baik secara lisan maupun tulisan. Acuan yang digunakan untuk tingkatan ini biasanya berdasarkan usia, kita berbicara kepada yang lebih tua atau kepada yang lebih muda.
Bahasa Jawa Bisa Ditulis Secara Alphabet, Aksara Jawa, Maupun Arab-Pegon
Selain bisa ditulis dalam huruf alphabet, Bahasa Jawa juga bisa ditulis dalam bentuk Aksara Jawa yang merupakan huruf-huruf khusus untuk menulis Bahasa Jawa (seperti gambar diatas adalah huruf aksara jawa). Huruf Jawa ini merupakan turunan Aksara Brahmi yang berkembang pada masa Hindu-Budha. Kadang Aksara Jawa juga dikenal sebagai huruf Hanacaraka yang mengacu pada huruf-huruf pertama Aksara Jawa ini. Dan selain itu, Bahasa Jawa ternyata juga bisa ditulis dalam bentuk huruf-huruf Arab yang sudah dimodifikasi menjadi Huruf Pegon. Konon kata ‘Pegon’ berasal dari Bahasa Jawa ‘Pego’ yang berarti menyimpang karena Bahasa Jawa yang ditulis dalam huruf Arab dianggap sebagai sesuatu yang tidak lazim. Huruf pegon banyak digunakan oleh kalangan pesantren, terutama untuk menulis tafsir Al Qur’an.
Bahasa Jawa Memiliki Kekayaan Turunan Kata
Bahasa Jawa termasuk salah satu bahasa yang memiliki kekayaan kosakata. Untuk menyebut satu macam benda, Bahasa Jawa bisa memiliki beragam kata untuk menjelaskannya dari berbagai sudut pandang. Misalkan untuk menyebut benda ‘padi’. Dalam Bahasa Indonesia hanya ada satu kosakata, yakni ‘padi’ dan yang paling mungkin turunannya adalah ‘beras’ dan ‘nasi’. Dalam Bahasa Inggris, padi disebut sebagai ‘paddy’ dan turunannya adalah ‘rice’. Berbeda halnya dengan Bahasa Jawa. Dari kosakata ‘padi’ bisa diturunkan menjadi berbagai kosakata. Misalnya, kosakata ‘pari’ digunakan untuk menyebut padi yang masih ada di pohon, ‘gabah’ disebut untuk padi yang sudah dipanen atau di petik, ‘beras’ untuk padi yang sudah dikupas kulitnya dan utuh, ‘menir’ untuk butiran beras yang pecah, ‘sego’ untuk beras yang sudah dimasak, ‘aking’ untuk nasi yang dikeringkan, ‘upo’ untuk sebutir nasi yang sendirian, dan lain sebagainya. Manfaat dari turunan kata ini adalah penggunaannya yang spesifik akan memudahkan orang dalam memahami arti dalam pembicaraan. hmmm.. unik kan?
Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah di Indonesia yang sudah tersedia translatornya di Google Translate, selain itu juga ada bahasa Sunda. Tersedianya layanan ini dirilis Google sejak Mei 2013 untuk 85 juta masyarakat Indonesia yang menggunakannya. Ketika layanan ini dirilis, Google Translate Bahasa Jawa masih berstatus “alpha” atau masih dalam tahap pengembangan. Artinya, kualitas terjemahan Bahasa Jawa di Google Translate belum setara dengan kualitas terjemahan bahasa lainnya.
Kalau kita pelajari, sebenarnya masih banyak lagi keunikan yang bisa kita temukan di dalam Bahasa Jawa. Dan semoga kita tidak meninggalkan adat Bahasa yang unik dan mengagumkan ini.

